Pengolahan & Bahaya Limbah Tekstil

Suatu industri dalam melakukan suatu kegiatan terutama proses produksi pasti menghasilkan suatu limbah. Hal ini juga terjadi pada limbah industri tekstil yang merupakan salah satu penyumbang jumlah timbulan yang cukup tinggi di Indonesia. Hal ini tentunya perlu dicermati bersama agar tidak mencemari lingkungan dan aman dibuang ke badan air.

Baca Juga : Kain Majun – Pengertian, Jenis, Pemanfaatan dan Pengelolaan Limbahnya

limbah tekstil

Pengertian Limbah Tekstil

adalah limbah yang dihasilkan oleh suatu suatu industri yang bergerak dibidang garmen dengan mengolah kapas atau serat sintetis menjadi kain melalui beberapa tahapan proses, yaitu dimulai dari proses menyeleksi sumber daya atau bahan dasar, proses pemintalan kapas, proses pewarnaan kain (garmen) hingga saat produk selesai dikemas dan dikirim kepada konsumen.

Secara umum, limbah yang dihasilkan pada industri tekstil dapat digambarkan menjadi suatu siklus produk yaitu

  1. Tahap Awal/ Pembuatan
  2. Pemakaian
  3. Pembuangan/ Disposal

 

Contoh Limbah Tekstil

Limbah yang dihasilkan dapat berupa air limbah (cairan), limbah padat, dan limbah yang berbentuk gas.

Limbah Padat

Dihasilkan oleh industri tekstil contohnya adalah kain dan aksesoris pada pakaian yang berupa kain yang dimaksud ialah kain yang tidak memenuhi standar kualitas yang disyaratkan atau tersisa setelah digunakan dalam produksi. Sedangkan contoh aksesoris yang umumnya berpotensi seperti kancing pada pakaian, logam pada resleting, nikel dalam gesper, kromium dalam aksesori kulit, perekat berbasis neoprene, karet dalam spons dan kait pada pakaian.

Limbah Cair

Limbah berbentuk cair yang dihasilkan oleh Industri pakaian & tekstil dapat berupa zat pewarna/ cairan pewarna atau pelarut, dan hasil konsumsi air dalam proses finishing dan pewarnaan kain serta beberapa kandungan zat lainnya. Pada tabel ini akan dirinci secara jelas polutan yang mungkin dihasilkan oleh limbah cair pada proses operasional industri tekstil.

No Proses  Polutan yang dihasilkan
1 Desizing/ Pelepasan kanji CMC, PVA,fats, wax, starch (pati)
2. Scouring/ Pencelupan NaOH, wax, Na2CO3, grease
3. Bleaching NaOH, Cl2, H2O2, Na(Ocl)
4. Mercerization NaOH
5 Dying/ Pewarnaan Larutan asam, Garam, Pewarna (Krom), Detergen, Zat pewarna buatan
6. Finishing Lemak, pati

Limbah Gas

Limbah yang fasenya gas umumnya dihasilkan dari uap mesin hasil pemrosesan pada Industri Tekstil. Residu gas pada mesin pengolah dan pembuangan pada insinerator berpotensi menghasilkan gas yang bersifat B3.

 

Karakteristik Limbah Tekstil

Dalam mengolah limbah yang dihasilkan pada suatu kegiatan tentunya dibutuhkan karakterisasi. Dengan mengenal sifat atau karakter dari limbah tersebut, pengolahan dapat dilakukan dengan tepat dan efisien. Polutan utama dalam limbah tekstil memiliki sifat sebagai berikut

  1. Nilai Padatan tersuspensi tinggi
  2. Berwarna
  3. pH tidak netral (8-10)
  4. Kandungan oil dan grease cukup tinggi
  5. BOD yang tinggi
  6. Mengandung logam berat dan materi yang berbahaya (B3)

Pengelolaan Limbah Tekstil yang Tepat

Manajemen pengelolaan limbah khususnya limbah pakaian pada industri tekstil sebaiknya telah menerapkan konsep pengurangan, penggunaan kembali, pemulihan, substitusi, dan daur ulang. Pendekatan dengan konsep ini adalah pendekatan yang ideal dengan mengutamakan adanya tindakan preventif dalam menghasilkan limbah pakaian serta terciptanya tekstil ramah lingkungan.

Baca Juga : Limbah Kain – Apa itu, Jenis, Contoh, dan Pengolahan

Tekstil ramah lingkungan adalah produk tekstil yang dapat diproduksi, digunakan, dan dibuang tanpa mengganggu keseimbangan ekologi dan mengganggu kesehatan manusia. Tekstil ramah lingkungan mencakup produk yang dibuat dengan menggunakan bahan dan metode yang tidak membahayakan manusia dan alam dari produksi serat tekstil hingga pembuatan barang jadi dan yang dapat dibuang tanpa membahayakan kesehatan dan alam manusia.

Proses pengolahan limbah yang dihasilkan pada industri tekstil didominasi oleh limbah cair dapat diuraikan sebagai berikut.

Pre Treatment

Pengolahan pada tahap ini ialah bersifat pengolahan fisik. Tujuan dari pengolahan ini adalah memisahkan partikel bersifat granular atau cukup besar.

Primary Treatment

Pengolahan pada tahap ini merupakan proses eliminasi zat mengambang dan mengendap pada limbah yaitu padatan tersuspensi dan bahan organik. Teknologi yang dapat digunakan pada primary treatment adalah screening dan equalization

Secondary Treatment

Pengolahan limbah industri pakaian pada tahap ini merupakan proses eliminasi bahan organik biodegradable dan padatan tersuspensi (Biologis dan Kimia). Teknologi yang dapat digunakan pada secondary treatment ialah aerated lagoon, trickling filter, activated sludge, oxidation ditch, dan lain-lain.

Tertiary Treatment

Pengolahan pada tahap ini melibatkan penghilangan sisa padatan tersuspensi / padatan terlarut lanjutan. Teknologi yang dapat digunakan pada tertiary treatment adalah teknologi membran, pertukaran ion, teknologi dengan prinsip adsorpsi, dan lain-lain.

Universal Eco memiliki misi untuk membantu mewujudkan Indonesia bebas limbah dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penerapan ekonomi sirkular bagi bisnis dan industri. Tentu saja salah satunya adalah pengelolaan limbah tekstil. Bersama Jasa Pengelolaan Limbah B3 Universal Eco, kita menjaga lingkungan kita dari pencemaran limbah industri pakaian. Bersama Universal Eco mari wujudkan Indonesia bebas limbah. Siap mengelola limbahmu secara bertanggung jawab?

Share :