Limbah Katalis – Pengertian dan Pengolahannya

Pengertian Limbah Katalis

Pada Limbah Katalis adalah zat sisa yang berfungsi mempercepat atau meningkatkan laju reaksi kimia pada suhu tertentu, di saat yang bersamaan, tidak akan terdampak terhadap reaksi yang dihasilkan tersebut. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen. Pada akhir reaksi, akan kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi terjadi.

Baca Juga : Limbah Alkali Bekas – Sifat, Manfaat dan Pengelolaan B3

 

Tipe Katalis

Berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua, yaitu

  1. Homogen. Jenis ini memiliki fasa sama dengan reaktannya. Jika suatu reaktan yang digunakan berfasa cair, maka juga berfasa cair. Kedua reaktan memiliki fasa yang sama dengan katalisnya sehingga menghasilkan produk yang berfasa sama juga berupa gas.
  2. Heterogen. Jenis ini memiliki fasa yang berfasa berbeda dengan reaktannya. Jika suatu reaktan yang digunakan berfasa cair atau gas, maka juga berfasa padat. Kedua reaktan berfasa gas sedangkan katalisnya menggunakan logam nikel yang berfasa padat. Katalis padat mengabsorpsi reaktan ke permukaan nikel dan berikatan dengan hidrogen. Produk berupa etana akan terbentuk dan terlepas dari nikel dengan cepat. Reaksi ini akan terus berlangsung sampai reaktan habis bereaksi.

Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi terjadi pada suhu yang lebih rendah dan juga mengurangi penggunaan energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Adanya penambahan akan menyebabkan terbentuknya tahap-tahap reaksi tambahan, yaitu tahap pengikatan katalis dan tahap pelepasan pada akhir reaksi. Katalis ini bersifat spesifik, artinya hanya berfungsi untuk suatu reaksi tertentu saja.

katalis

 

Kandungan Katalis

Semua katalis mengandung logam, terutama logam berat yang pada akhirnya jika penanganan pasca pemakaian tidak baik, akan meracuni dan mencemari lingkungan dan manusia.

Beberapa logam berat beracun yang umum dipakai adalah

  1. Arsenic (As)
  2. Cadmium (Cd)
  3. Chromium (Cr)
  4. Copper / Cupprum / Tembaga (Cu)
  5. Plumbum (Pb)
  6. Hydrargyrum / raksa (Hg)
  7. Nickel (Ni)
  8. Zinc / Seng (Zn)

Logam berat di atas dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Kandungan yang ada di Katalis bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus.

Selain itu, logam berat juga dapat bersifat alergen, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan.

Menurut Sutamihardja, bahaya logam berat untuk lingkungan dan manusia adalah sebagai berikut:

  1. Logam berat sulit didegradasi, sehingga cenderung akan terakumulasi pada lingkungan.
  2. Logam berat dapat terakumulasi dalam tubuh organisme sehingga konsentrasi dapat semakin tinggi, atau dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi.
  3. Logam berat mudah terakumulasi pada sedimen, sehingga konsentrasi selalu lebih tinggi daripada konsentrasi logam berat dalam air.

Menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu :

  1. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn.
  2. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co.
  3. Bersifat toksik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe.

 

Contoh Penggunaan Katalis Dalam Kehidupan Sehari-hari

Walaupun terdengar asing, namun konsep katalis sering sekali kita jumpai, khususnya pada produk yang kita gunakan dan konsumsi sehari-hari, seperti:

  1. Pada mobil, platinum, vanadium,  berperan sebagai katalitik konverter untuk mengubah gas buang (pada knalpot) dari karbon monoksida (CO) menjadi karbon dioksida (CO2).
  2. Nikel digunakan sebagai proses hidrogenasi minyak sawit menjadi margarin.
  3. Ragi adalah salah satu contoh katalis alami. Ragi mengandung enzim yang membantu mengubah dan mengembangkan adonan menjadi roti.
  4. Besi digunakan sebagai pembentukan ammonia. Ammonia adalah produk industri yang digunakan dalam pupuk, freon / refrigeran, pestisida, pewarna, dan plastik.

 

Contoh Penggunaan Katalis Dalam Industri

Penggunaan dalam bidang industri sebagai berikut :

  1. Digunakan untuk mempercepat reaksi kimia tanpa harus menaikkan suhu ataupun mengganggu kesetimbangan kimia.
  2. Penggunaannyadapat mereduksi biaya produksi dan juga menghemat energi.
  3. Digunakan dalam pembuatan asam sulfat dan juga ammonia.
  4. Katalis platinum dan renium digunakan untuk menghilangkan molekul non-hidrokarbon, sulfur, nitrogen, oksigen dan juga logam organik yang masih terkandung di dalam nafta. Sehingga bisa dihasilkan bensin dengan mutu tinggi.

 

Pengolahan Limbah Katalis Bekas

Katalis bekas masuk ke dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) dengan kode limbah:

  1. B301-3
  2. B304-1
  3. B305-1
  4. B306-1
  5. B356-2

Oleh karena itu, pengelolaannya harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Universal Eco hadir untuk menawarkan solusi Pengolahan Limbah B3 seperti limbah katalis bekas yang bersumber dari berbagai kegiatan industri. Mari kelola limbah dan wujudkan Indonesia bebas limbah bersama Universal Eco

Bagikan :