Bioremediasi – Alternatif Perbaikan Lingkungan

bioremediasi

Pengertian

Pencemaran lingkungan banyak terjadi belakangan akibat dari aktivitas manusia. Salah satu sumber pencemaran tersebut adalah limbah. Seperti diketahui, Indonesia menjadi negara dengan penghasil limbah terbesar kedua di dunia. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif perbaikan lingkungan salah satunya dengan cara bioremediasi.

Baca Juga : 18 Simbol Bahan Kimia Beserta Arti & Klasifikasinya

 

Bioremediasi merupakan proses pengembalian kondisi daerah atau lokasi yang terpapar limbah kimia dengan menggunakan mikroorganisme seperti:

  1. Bakteri
  2. Jamur (fungi)
  3. Alga
  4. Atau enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut

Proses bioremediasi umumnya mikroorganisme ini akan memakan atau menghancurkan polutan dan mengubahnya menjadi senyawa yang tidak berbahaya atau lebih mudah dihilangkan. Tujuannya adalah untuk menetralkan lokasi yang terkontaminasi dari senyawa kimia berbahaya yang mencemari lingkungan dengan memaksimalkan kehadirannya. Secara singkat, proses bioremediasi adalah mengembalikan tanah atau lokasi terpapar ke bentuk asalnya.

Baca Juga : Fitoremediasi Mengatasi Pencemaran Lingkungan

bioremediasi

Jenis Bioremediasi Berdasarkan Kebutuhan Oksigen

Terdapat 2 jenis berdasarkan kebutuhan oksigennya, yaitu:

  1. Aerobik: Memanfaatkan mikroorganisme yang membutuhkan oksigen dalam proses perkembang biakannya.
  2. Anaerobik: Menggunakan mikroorganisme yang tidak membutuhkan oksigen di dalam prosesnya.

 

Jenis Bioremediasi Berdasarkan Wilayahnya

Sedangkan jenis Bioremediasi berdasarkan wilayahnya dibagi menjadi 2 (dua), diantaranya:

Bioremediasi in-situ

Bioremediasi in-situ merupakan teknik pemulihan lingkungan yang dilakukan secara langsung di lokasi yang tercemar atau terkontaminasi limbah kimia berbahaya. Jenis bioremediasi in-situ terdiri dari:

  1. Biostimulasi: Merangsang aktivitas pertumbuhan mikroorganisme asli dengan penambahan nutrisi, peningkatan kelembaban dan pengaturan suhu.
  2. Biosparging: Menyuntikan oksigen ke dalam tanah untuk meningkatkan aktivitas bakteri aerob dan biasa digunakan untuk membersihkan minyak serta senyawa aromatik (benzene, toluene dan naftalena).
  3. Fitoremediasi: Menggunakan tanaman dalam proses pemulihan lingkungan yang umumnya menggunakan bagian akar untuk menjadi tempat penyerapan polutan tersebut.
  4. Bioventing: Proses pengeboran tanah dengan diameter kecil untuk memasukkan udara dan ventilasi pasif dalam meningkatkan aktivitas bakteri aerob.
  5. Bioaugmentasi: Menambahkan mikroba indigenous atau exogenous di lokasi yang terkontaminasi polutan.

Bioremediasi ex-situ

Bioremediasi ex-situ adalah teknik pemulihan lingkungan dengan membawa unsur yang tercemar untuk dipulihkan di tempat yang lain. Jenis bioremediasi ex-situ adalah sebagai berikut:

  1. Biopile: Menimbun bagian atas galian tanah yang tercemar dengan penambahan nutrisi dan aerasi untuk meningkatkan perkembangan mikroorganisme.
  2. Windrow: Membalikan tumpukan tanah yang tercemar secara berkala dengan tetap menambahkan aerasi dan nutrisi di dalamnya.
  3. Bioreaktor: Menggunakan tangki besar sebagai tempat biodegradasi menggunakan mikroorganisme dengan kondisi yang dikendalikan agar mikroorganisme tetap hidup.
  4. Land farming: Mencampur tanah tercemar yang diambil dengan nutrisi seperti nitrogen, fosfor dan kalium untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme.

Jenis Mikroorganisme yang Digunakan

Di dalam proses bioremediasi, jenis mikroorganisme yang umumnya digunakan adalah:

  1. Minyak: Pseudomonas, Proteus, Bacillus, Penicillum, Cunninghamella
  2. Aromatic Rings: Pseudomonas, Achromobacter, Bacillus, Arthrobacter, Penicillum, Aspergillus, Fusarium, Phanerocheate
  3. Cadmium: Staphlococcus, Bacillus, Pseudomonas, Citrobacter, Klebsiella, Rhodococcus
  4. Sulfur: Thiobacillus
  5. Chromium: lcaligenes, Pseudomonas, Copper, Escherichia, Pseudomonas

Faktor yang Mempengaruhi

Utamanya 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi bioremediasi adalah sebagai berikut:

  1. pH: pH yang baik berada pada rentang 4,5 – 7,4
  2. Kadar H2O: Kadar air berkisar antara 50-60%
  3. Nutrisi: Jika tanah yang tercemar merupakan lahan pertanian umumnya tak perlu ditambah nutrisi sedangkan untuk lokasi lain diperlukan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor

Kelebihan dan Kekurangan Bioremediasi

Kelebihan

  1. Prosesnya alami sehingga tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya
  2. Prosesnya memakan waktu yang cepat
  3. Membutuhkan alat yang sedikit dan tidak rumit
  4. Menggunakan energi yang sedikit
  5. Membutuhkan biaya yang relatif rendah untuk pemeliharannya

Kekurangan

  1. Beberapa lokasi terkontaminasi senyawa kimia yang cukup kompleks sehingga tidak mudah diatasi dengan cara degradasi mikroba
  2. Pada beberapa kasus, degradasi mikroba untuk beberapa bahan kimia dapat mengakibatkan zat yang lebih beracun dari sebelumnya

 

Tentang Universal Eco

Universal Eco adalah perusahaan pengelola limbah yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Misi kami adalah membantu mewujudkan Indonesia bebas limbah dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penerapan ekonomi sirkular bagi bisnis dan industri.

Dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, Universal Eco dapat melayani berbagai jenis kebutuhan pengelolaan limbah domestik dan B3 (Bahan Beracun & Berbahaya) yang bersumber dari area komersil, industri, dan fasilitas layanan kesehatan.

Layanan kami adalah

  1. Extended Producer Responsibility
  2. Pencucian Kemasan B3 & Daur Ulang Plastik
  3. Pengolahan Limbah B3
  4. Pengolahan Limbah Medis & Farmasi
  5. Zero Waste Treatment
  6. Secure Data & Destruction
  7. Jasa Pengelolaan Oli Bekas & Oil Sludge

Ingin informasi terkait lingkungan dan limbah bisa kunjungi kami di website atau instagram kami. Bersama Universal Eco mari wujudkan Indonesia bebas limbah, siap mengelola limbahmu secara bertanggung jawab.

Bagikan :