Fenomena Fast Beauty dan Dampaknya pada Lingkungan

fast beauty

Dalam beberapa tahun terakhir, industri kecantikan mengalami lonjakan tren baru yang dikenal dengan istilah “fast beauty.” Fenomena ini mencerminkan model bisnis yang mirip dengan fast fashion—produksi produk kecantikan yang cepat dan dalam jumlah besar untuk memenuhi tren konsumen yang selalu berubah. Sayangnya, di balik kepraktisan dan inovasi produk yang cepat, fast beauty membawa dampak signifikan bagi lingkungan.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang EPR (Extended Producer Responsibility)

Apa Itu Fast Beauty?

Fast beauty adalah pendekatan industri kecantikan yang mengutamakan kecepatan dalam pengembangan, produksi, dan distribusi produk. Merek-merek kecantikan meluncurkan produk baru hampir setiap minggu untuk mengikuti perubahan tren yang didorong oleh influencer media sosial, YouTube, dan platform seperti TikTok. Konsumen disuguhkan produk-produk baru dalam rentang waktu yang sangat cepat, mulai dari skincare hingga makeup.

Namun, percepatan ini sering kali mengorbankan kualitas produk, keamanan bahan, serta pertimbangan etika dan lingkungan.

fast beauty

Dampak Lingkungan dari Fast Beauty

  1. Penggunaan Plastik dan Kemasan Berlebih

Salah satu dampak terbesar fast beauty adalah produksi sampah plastik dari kemasan produk. Banyak merek menggunakan plastik sekali pakai untuk kemasan yang hanya bertahan singkat sebelum dibuang. Dengan produk yang terus bermunculan, volume sampah plastik dari industri ini menjadi sangat tinggi. Menurut data, industri kecantikan menghasilkan lebih dari 120 miliar unit kemasan per tahun, sebagian besar berbahan plastik yang sulit terurai.

  1. Produksi Bahan Kimia Berbahaya

Demi memenuhi permintaan cepat dan biaya produksi rendah, banyak merek fast beauty menggunakan bahan-bahan kimia yang tidak ramah lingkungan. Beberapa bahan seperti mikroplastik, paraben, dan bahan kimia sintetis lainnya dapat mencemari ekosistem air saat produk ini dicuci dari wajah dan tubuh. Mikroplastik, misalnya, telah terbukti mencemari lautan dan masuk ke rantai makanan laut.

  1. Limbah Produk yang Tidak Terpakai

Konsumen fast beauty sering kali membeli produk secara impulsif hanya karena mengikuti tren, tanpa mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang. Produk-produk yang tidak terpakai atau kadaluarsa ini kemudian dibuang begitu saja, menyebabkan peningkatan limbah kecantikan. Limbah kosmetik ini tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga menyumbang ke masalah tempat pembuangan akhir (TPA) yang semakin penuh.

  1. Penggunaan Sumber Daya Alam yang Berlebihan

Proses produksi fast beauty juga memerlukan sumber daya alam yang signifikan. Bahan-bahan seperti minyak kelapa sawit, air, dan mineral digunakan dalam skala besar. Sayangnya, bahan-bahan ini sering kali dipanen tanpa memperhatikan keberlanjutannya, menyebabkan deforestasi, penurunan biodiversitas, dan penipisan sumber daya alam.

  1. Jejak Karbon yang Tinggi

Rantai pasokan fast beauty yang global, mulai dari bahan baku hingga distribusi produk ke seluruh dunia, menghasilkan jejak karbon yang besar. Pengiriman produk dari satu benua ke benua lain menciptakan emisi CO2 yang berkontribusi pada perubahan iklim.

Terapkan Extended Producer Responsibility (EPR) Bersama Universal Eco

Banyak perusahaan kini mulai memperkenalkan program pengembalian kemasan bekas atau inisiatif daur ulang untuk produk kecantikan. Program seperti ini dapat mengurangi volume sampah yang dihasilkan dari produk kecantikan yang dibuang begitu saja.

Universal Eco membantu produsen mengelola produk yang ada di tahap masa akhir penggunaan (post-consumer) melalui skema penarikan kembali untuk dikelola di Material Recovery Facility (MRF) kami.

Kenapa Universal Eco?

  1. Pengangkutan Limbah B3 Berizin ke TPSSS-B3
  2. Pengelolaan limbah B3 di Material Recovery Facility (MRF) kami
  3. Laporan data pengelolaan produk Anda

Kini, mulai jadikan perusahaan Anda perusahaan yang bertanggung jawab akan lingkungan melalui penerapan ekonomi sirkular yang efektif dan ramah lingkungan.

Bagikan :